newsoneindonesia.com||Tegal – Dinilai mampu menekan angka stunting, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dianugerahi Penghargaan Adiguna Bakti Nusantara dari Radar Tegal.
Penghargaan diserahkan CEO Wahana Semesta Nasional (WSN), Yanto S. Utomo, Selasa (18/11/2025) di Ruang Adipura, Kompleks Balai Kota Tegal.
Hadir dalam giat tersebut, mewakili Gubernur Jawa Tengah, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, Kepala Daerah dari daerah sekitar Kota Tegal.
Kota Tegal dinilai berhasil menurunkan prevalensi stunting melalui berbagai intervensi spesifik dan sensitif. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting turun dari 22 persen pada 2024 menjadi 18 persen pada 2025.
Wali Kota Dedy Yon memastikan upaya penurunan ini terus berlanjut. Pada 2025, ia meminta agar program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) melalui skema Bapak Asuh di tiap kelurahan harus dikawal lebih ketat. Setiap lurah diwajibkan membuat laporan video harian untuk memastikan PMT benar-benar dikonsumsi oleh sasaran.
Selain itu, Pemkot Tegal juga memiliki berbagai layanan inovatif bagi masyarakat. Di antaranya, program Lahir Dapat Akta dan KK Baru, hasil kerja sama dengan fasilitas kesehatan sehingga bayi yang baru lahir dapat langsung memperoleh akta kelahiran. Ada juga Program Percepatan Perekaman E-KTP, yang mewajibkan anak usia 16 tahun sudah mulai melakukan perekaman data sehingga saat berusia 17 tahun mereka dapat langsung menerima KTP. Sebagai bentuk apresiasi, Pemkot menayangkan ucapan selamat ulang tahun di videotron kota di depan Balai Kota.
Atas berbagai inovasi dan kontribusinya dalam pelayanan publik serta penanganan stunting, Dedy Yon dinilai layak menerima penghargaan Adiguna Bakti Nusantara dari Radar Tegal.
Sesaat setelah menerima penghargaan tersebut, Dedy Yon menyampaikan terima kasih kepada Radar Tegal atas kepercayaan yang diberikan kepada Pemkot Tegal.
“Keberhasilan ini bukan milik saya, tetapi hasil kerja seluruh pihak. Pak Sekda, Bu Wakil Wali Kota, para kepala OPD, puskesmas, hingga relawan masyarakat semuanya turut membantu,” ujar Dedy Yon.
Ia menegaskan bahwa dirinya tidak bisa bekerja sendiri. “Saya bukan superman. Kita bisa berhasil karena menjadi super team yang kuat. Penurunan angka stunting dari 22 persen menjadi 18 persen ini adalah kerja bersama seluruh OPD, puskesmas, relawan, dan terutama para lurah,” katanya.
Dedy Yon juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap PMT. Menurutnya, meski bantuan sudah tersalurkan dengan baik, pelaksanaannya di lapangan tidak selalu sesuai harapan. Karena itu, Pemkot Tegal menjadi daerah pertama yang menerapkan sistem konsumsi terpantau di kelurahan. PMT disediakan di tempat khusus, dan setiap hari pada pukul 09.00–10.00 dilakukan pengecekan langsung.
Ia berharap kedepan, dengan sinergitas segenap komponen akan dapat lebih menekan stunting di Kota Tegal.
( Red )










